LGBT Hadir di Bone

Catatan H. Andi Muawiyah Ramly (Amure)

BONETERKINI.COM - Marak diberitakan di Bone, Sulawesi Selatan menjamur perilaku seksual yang menyimpang, hubungan laki-laki dengan laki-laki (homoseksual) yang dampaknya sungguh sangat melukai norma-norma sosial dan agama. menurut Dr. Kasmawar Abbas, kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), akibat dari perilaku seks menyimpang ini,di Bone tahun 2025 ini total ditemukan ada 22 kasus penyakit sex, yaitu 4 orang terkena Aids dan 18 orang ĺainnya tervirus HIV. menurut AMURE, ini hanya gejala dari gunung es, di bawah permukaan es itu sesungguhnya ada tumpukan virus lendir penyakit yang luar biasa besarnya.

Di samping itu perilaku seks kaum pelangi ini, yang di Bone masyarakat menyebutnya kucang-kucang, gelar semacam binatang kupu-kupu kecil yang gatal dari sawah, atau dalam bahasa lokal disebut calabai ini biasanya bekerja di salon atau menjadi pengamen. Namanya tentu saja lain di siang hari dan lain di malam hari. sebelumnya mereka banyak berkeliaran di lapangan Merdeka,  namun sering berpindah karena dikejar oleh satpol PP.

Sebetulnya dalam konteks adat di  era kerajaan di Bone, perilaku laki-laki  "lunglai" ini menjadi bagian dari perangkat upacara adat kerajaan, yang menjadi semacam dukun, dan posisinya terhormat. Mereka disebut sebagai Bissu, yang menjaga benda-benda pusaka kerajaan.  Posisi mereka tidak hilang sewaktu datangnya Islam. 

Di era sekarang mereka, para Bissu ini masih tetap ditampilkan untuk lakukan tari adat dengan pembacaan mantra laiknya lokal wisdom yang dipetik dari lontara. badannya tedas dari benda tajam semacam keris dan badik. Dan pada saat upacara berlangsung mereka tusukkan benda tajam itu ke mata dan dadanya tanpa terluka.  Tarian dan penampilan Bissu ini untuk alasan tertentu oleh wakil gubernur dan sekarang gubernur Sulawesi Selatan Sudirman Sulaiman tidak dikehendaki penampilannya misalnya pada di Hari Jadi Bone. Atau tidak hadir kalau tetap dilaksanakan. Hal yang sama terjadi saat proses ritual suku Kajang di Bulukumba.

Secara sosial, perilaku homoseksual yang disemarakkan beritanya lewat berbagai media kini semakin mendunia dan meminta pengakuan. Sebutan populer mereka adalah LGBT (Lesbian. Gay, Biseksual dan Transgender). 

Di Eropa sudah ada beberapa negara yang melegalkan perkawinan sejenis, laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Dan entah bagaimana perasaan anda kalau menghadiri hiburan malam, di depan tempat duduk anda ada dua orang berkumis saling ciuman bibir yang seru. Ini bukan di Denmark atau Belgia, tapi di THM Helen's Makassar.

Berita Terkait

Komentar

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p