Tudang Sipatangngareng

Catatan : BAHTIAR PARENRENGI 
BONETERKINI.COM - Masih pagi, rumah jabatan Bupati Bone terlihat ramai. Pantauan dibeberapa group medsos mengabari itu. Banyak sahabat dari berbagai disiplin keilmuan menyatu, untuk menghadiri acara Tudang Sipatangngareng, 1 April 2025.

Walau tidak sempat hadir (harus ziarah kubur), saya tetap menangkap aura "semangat silaturrahmi". 

Cerita "kurang & lebih" dalam sebuah hajatan, tentu tak terelakkan. Sesuatu yang biasa. 

Sejumlah kawan prof dan doktor yang hadir sempat menghubungi saya. Tentu saya mohon maaf, karena tidak merasakan aura Tudang Sipatangngareng (duduk saling memberi pandangan).

Mentan RI Andi Amran Sulaiman yang menjadi titik sentral dalam pertemuan itu. Banyak mengungkap pesan. Banyak memberi motivasi. Banyak memberi ole-ole, yang seringkali ditunggu oleh hadirin disetiap Mentan Amran memberi sambutan.

Semoga saja acara itu bisa membuahkan hasil. Apalagi puluhan Guru Besar dan orang amat terpelajar menjadi saksi sejarah. 

Apakah mereka akan selalu memberi pandangan kemajuan Bone???

"Berkolaborasi membangun Bone sejahtera dan maju". Tema sederhana tapi memberi pesan/ harapan berat. 

Berkolaborasi, bekerja sama atau bermusyawarah dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan bersama. Terlebih lagi dengan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Kabupaten Bone.

Dalam Islam, Kolaborasi atau ta'awun, berarti saling membantu, bekerja sama dan bermusyawarah dalam kebaikan. Ini merupakan prinsip dasar yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Begitu pula dalam pesan leluhur Bugis, seperti Lapatau Matinroe ri Nagauleng, Mangkau Bone XVI,

"Narekko sappako pangissengeng lino, koi mutajeng pammasena Allah Taala ri barugae. Apa koi ritu barugae manessa gau ripujie enrenge ri caccae"

Apabila kau ingin mencari pengetahuan dunia, tunggulah pemberian Allah Taala di dalam gedung pertemuan (Musyawarah). Karena di dalam musyawarah dapat diketahui perbuatan yang disuka dan tidak disukai.

Masyarakat Bugis adalah masyarakat yang peduli sesama. Seperti dalam ungkapan; Rebba sipatokkong, mali siparappé, sirui ménré tessirui no, malilu sipakainge, mainge’pi mupaja.

Artinya: “rebah saling menegakkan, hanyut saling mendamparkan, saling menarik ke atas dan tidak saling menekan ke bawah, terlupa saling mengingatkan, nanti sadar atau tertolong barulah berhenti”. Mengandung pesan agar orang selalu berpijak dengan teguh dan berdiri kokoh dalam mengarungi kehidupan. Juga harus tolong-menolong ketika menghadapi rintangan, dan saling mengingatkan untuk menuju ke jalan yang benar. Jika semua itu dilaksanakan akan terwujud masyarakat yang aman dan sejahtera.

Semoga saja Tudang Sipatangngareng menjadi agenda tahunan jelang Hari Jadi Bone. Bukan hanya jelang HJB 695 tahun tanggal 6 April 2025.

Berita Terkait

Komentar

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p